Rabu, 16 April 2014

Kejujuran Membawa Keselamatan


Abdul Qadir al-Jaelani lahir pada tahun 470 Hijriah atau bertepatan dengan 1077 M di Jilan. Ia dikenal sebagai pendiri Tarekat Qadiriyah. Dalam dunia tasawwuf, nama beliau menjadi salah satu nama yang sering disebut-sebut banyak orang. Kesufiannya, mungkin lebih disebabkan karena dia memang dibesarkan dalam keluarga sufi. Ibu dan kakeknya sama-sama disebut wali Allah. Wallahu a'lam. Disamping sebagai sufi, beliau juga dikenal sebagai ahli dalam bidang ilmu Ushul dan Fiqh dalam Madzhab Hambali. Beliau wafat dan dimakamkan di Baghdad. Konon, hingga kini makamnya sering diziarahi banyak orang.

Ada kisah menarik tentang Abdul Qadir al-Jaelani ini. Konon, sejak kecil ia sudah dididik oleh orangtuanya untuk bersifat jujur kepada siapa saja. Pada suatu hari, ketika ia baru keluar dari kota Makkah menuju Baghdad untuk menuntut ilmu, ibunya memberi uang 40 dinar sebagai bekal. setelah itu, ibunya mengikat dengan suatu perjanjian bahwa ia tidak boleh berbohong.

sesudah itu, berangkatlah Abdul Qadir menuju ke Baghdad diiringi doa ibunya. Namun setelah ia tiba di suatu tempat yang bernama Hamdah, tiba-tiba datang segerombolan perampok, yang kemudian merampas semua harta dan bekal-bekal yang dibawa rombongan yang kebetulan bersamanya dalam perjalanan. setelah sampai pada gilirannya untuk dirampas, salah seorang dari mereka berkata;

"Apa yang kamu bawa?", tanya perampok itu dengan wajah beringas.

"Aku membawa uang sebanyak 40 dinar", jawab Abdul Qadir dengan tenang.

 Mendengar perkataan Abdul Qadir yang tulus itu, perampok tersebut memperolok-olok dirinya, kemudian meninggalkannya. Lalu ada orang lain yang melihatnya dan menanyakan, "Apa yang kamu bawa itu ?"

Abdul Qadir al-Jaelani memberitahukan yang sebenarnya. Kemudian orang itu menggeledah dan mendapatkan apa yang dibawanya. Setelah itu, dia melaporkan kepada pimpinan perampok. Ketika mendengar laporan dari orang itu, pimpinan perampok tersebut menjadi heran dan mendatangi Abdul Qadir.

"Apa yang mendorong dan menyebabkan kamu berkata jujur ?" tanya pimpinan perampok

"Ibuku telah membuat perjanjian denganku agar aku selalu berkata jujur", jawab Abdul Qadir al-Jaelani

"Lantas?", ucap pimpinan perampok itu.

"Karena itu aku takut mengkhianati perjanjian beliau", sahut Abdul Qadir menjelaskan.

Mendengar perkataan Abdul Qadir seperti itu, dia menjerit dan berkata, "Kamu merasa takut mengkhianati perjanjian dengan ibumu, sementara aku tidak takut mengkhianati 'perjanjian' dengan Allah SWT".

Setelah itu, dia menyuruh anak buahnya untuk mengembalikan semua barang yang mereka ambil, lalu dia berkata: "Aku bertaubat kepada Allah, lantaran kamu yang menyebabkannya".

Mendengar ucapan perampok ini, ramai-ramai anak buahnya mengatakan: "Engkau pimpinan kami dalam perampokan, maka sekarang engkau adalah pimpinan kami dalam bertaubat".

Akhirnya mereka semua bertaubat. Ini semua adalah berkat kejujuran . Tidak hanya kejujuran itu akan membawa pada keselamatan, namun juga membawa pengaruh kebaikan kepada orang lain.
Oleh karena itu, benarlah apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah saw, " Pilihlah kejujuran, sekalipun kalian menyaksikan disitu ada kecelakaan. Karena sesungguhnya di dalam kejujuran itu ada keselamatan" (HR. Ibnu Dunya)

2 komentar:

  1. Cerita ini sangat menarik, isinya mampu mengajarkan kita untuk tidak berkata bohong atau mengajarkan kita untuk berkata jujur kepada siapapun:)

    BalasHapus
  2. Widih pas bikinnya pas aku ulang tahunn

    BalasHapus